
YOGYAKARTA – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum DIY, Agung Rektono Seto memberikan arahan penting kepada seluruh jajarannya untuk bersikap bijak dalam menggunakan media sosial, terutama di tengah maraknya aksi demonstrasi yang kerap terjadi belakangan ini. Dalam arahannya, Agung menegaskan bahwa media sosial merupakan ruang publik yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini masyarakat. Oleh karena itu, setiap aparatur sipil negara (ASN) Kemenkum dituntut untuk berhati-hati dalam mengekspresikan pandangan maupun aktivitas pribadi di dunia maya.
“Bicara itu harus papan empan, artinya harus tahu tempat dan situasi. Kita harus menaruh empati, memahami kondisi sosial yang berkembang, serta tidak menunjukkan sikap pamer yang justru bisa menimbulkan persepsi negatif,” ujar Agung.
Lebih lanjut, Agung menyampaikan bahwa ASN sebagai abdi negara memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kepercayaan publik. Hal ini termasuk dalam menjaga sikap profesionalitas dan netralitas, baik dalam pernyataan langsung maupun melalui unggahan di media sosial.
Menurutnya, penggunaan media sosial seharusnya diarahkan pada hal-hal yang produktif dan bermanfaat, seperti menyebarkan informasi positif, mendukung program pemerintah, serta memperkuat semangat kebersamaan di tengah masyarakat.
“Di tengah kondisi masyarakat yang dinamis, ASN harus menjadi teladan. Jangan sampai perilaku kita di media sosial justru menimbulkan kegaduhan baru. Mari kita gunakan media sosial dengan arif, mendukung semangat kebangsaan, dan menjaga citra institusi,” tambahnya.
Arahan ini sekaligus menjadi pengingat agar setiap jajaran di lingkungan Kemenkum DIY tetap menjunjung tinggi etika komunikasi publik. Dengan begitu, media sosial bukan hanya sekadar wadah ekspresi, melainkan juga sarana edukasi dan penguatan nilai integritas di kalangan ASN.
Agung juga mengajak seluruh pegawai untuk lebih mengedepankan rasa empati terhadap situasi yang berkembang di masyarakat. Baginya, sikap empati adalah kunci menjaga harmoni, terlebih di saat masyarakat sedang menghadapi banyak tantangan.
“ASN harus menjadi contoh bagaimana berbicara dengan empati, menghargai perbedaan, dan tetap rendah hati. Ingat, setiap unggahan kita mencerminkan institusi. Bijaklah dalam bermedia sosial,” tutup Agung.


